ACEH UTARA – Di bawah terik matahari Paya Bakong, Salmawati, atau yang lebih dikenal sebagai Bunda Salma, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), melangkahkan kaki menuju sebuah rumah sederhana di Gampong Pucok Alue Seuleumak, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara.
Rumah itu, yang nyaris tak layak huni, menjadi saksi bisu perjuangan hidup Muzakir Yunus dan keluarganya. Kunjungan ini, pada Selasa, 10 Juni 2025, bukan sekadar agenda kerja, melainkan cerminan hati seorang wakil rakyat yang peduli.
Bunda Salma, dengan penuh kehangatan, duduk bersama Muzakir, seorang petani berusia 43 tahun yang lahir dan besar di gampong Pucok Alue Seuleumak ini.
Muzakir adalah pria kelahiran 1 Juli 1982, berstatus menikah, yang setiap hari berjuang menghidupi keluarga dari hasil kebun. Namun, di balik senyumnya, tersimpan keprihatinan: rumah yang mereka tempati jauh dari kata layak, dengan dinding rapuh dan atap yang nyaris ambruk.
“Saya terenyuh melihat kondisi ini,” ungkap Bunda Salma, nada suaranya penuh empati. “Di tengah cita-cita kita membangun Aceh yang maju, masih ada saudara kita yang tinggal di tempat seperti ini. Ini tanggung jawab kita bersama untuk mengubahnya.”
Di sisi lain, Muzakir tak kuasa menyembunyikan haru. “Saya tak pernah bayangkan seorang anggota dewan seperti Bunda Salma mau datang langsung ke sini,” ujarnya, matanya berkaca-kaca. “Kunjungan ini seperti secercah harapan untuk kami.”
Kunjungan Bunda Salma ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah awal untuk menggerakkan roda perubahan. Dengan perhatiannya, ia menyalakan asa bagi keluarga Muzakir dan warga lain di Aceh Utara yang masih berjuang untuk tempat tinggal yang layak. Langkah kecil ini, diharapkan, akan membawa dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat Aceh.
Komentar