Oleh : Hafiz A Halim
ASNAPOST.COM – Peringatan haul ke-15 Dr. Tgk. Hasan Muhammad di Tiro pada 3 Juni 2025 menjadi momen sakral untuk mengenang seorang Wali Nanggroe Aceh yang tak hanya alim sebagai ulama, tetapi juga legenda hidup yang kehebatannya menggetarkan Indonesia dan dunia. Hafiz A Halim, Sekretaris DPW Jaringan Aneuk Syuhada (JASA) Kabupaten Aceh Utara, dengan penuh kekaguman menyampaikan, “Tgk. Hasan di Tiro adalah titisan pejuang sejati, seorang ulama jenius yang strateginya membuat musuh gemetar. Beliau bukan hanya pemimpin Aceh, tetapi simbol keberanian yang mengguncang tatanan dunia.”
Sebagai keturunan ulama besar Aceh, seperti Tgk. Chik di Tiro, Tgk. Hasan mewarisi darah pejuang dan keilmuan Islam yang mendalam. Namun, yang menjadikan beliau sosok mengerikan bagi Indonesia dan kekuatan global adalah kejeniusannya dalam merancang strategi perang di segala bidang: diplomasi, ekonomi, senjata, propaganda, politik, hingga gerilya. Ia adalah maestro perjuangan yang menjadikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebagai kekuatan yang tak hanya membuat Jakarta ketakutan, tetapi juga mengguncang panggung internasional.
Diplomasi yang Mengguncang Dunia: Tgk. Hasan adalah diplomat ulung yang mampu menembus batas negara. Dengan jaringan globalnya, ia membawa isu Aceh ke forum-forum dunia, membuat Indonesia tersudut di hadapan komunitas internasional. Kecerdasannya dalam bernegosiasi dan membangun aliansi strategis menjadikan perjuangan Aceh sebagai sorotan global, mengubahnya dari isu lokal menjadi isu yang ditakuti dunia.
Perang Ekonomi yang Mematikan: Dengan visi jauh ke depan, Tgk. Hasan memahami bahwa ekonomi adalah nadi perjuangan. Ia merancang strategi cerdas untuk melemahkan cengkeraman ekonomi Indonesia di Aceh, sembari membangun ketahanan ekonomi rakyat. Langkahnya ini membuat perjuangannya tak hanya berdarah, tetapi juga berkelanjutan, menjadi mimpi buruk bagi penguasa.
Pertempuran Bersenjata yang Tak Terhentikan: Sebagai panglima, Tgk. Hasan membentuk pasukan GAM yang terorganisir dan tak kenal takut. Strategi militernya memanfaatkan medan Aceh—hutan, gunung, dan sungai—dengan begitu cerdik, hingga militer Indonesia, meski jauh lebih besar, kewalahan menghadapi kegigihan pasukannya. Ketangguhannya di medan perang menjadikan GAM sebagai ancaman nyata.
Propaganda yang Mengubah Persepsi Dunia: Tgk. Hasan adalah ahli narasi yang tak tertandingi. Melalui pidato, tulisan, dan deklarasi Aceh Merdeka pada 4 Desember 1976, ia membangun kesadaran global tentang ketidakadilan di Aceh. Kata-katanya bagaikan petir yang mengguncang legitimasi Indonesia, membuat dunia memandang Aceh dengan hormat sekaligus kagum.
Politik yang Membuat Jakarta Gemetar: Di panggung politik, Tgk. Hasan adalah pemain catur kelas dunia. Ia memanfaatkan dinamika politik dalam dan luar negeri untuk memperkuat posisi Aceh. Ketegasannya menuntut kemerdekaan memaksa Indonesia menghadapi tekanan politik yang tak pernah reda, menjadikannya lawan yang mengerikan.
Gerilya yang Menjadi Legenda: Sebagai keturunan pejuang, Tgk. Hasan menguasai taktik gerilya yang membuat GAM menjadi momok menakutkan bagi militer Indonesia. Dengan memanfaatkan medan Aceh yang sulit, ia memimpin perlawanan yang begitu efektif, hingga musuh tak pernah menemukan cara untuk memadamkan perjuangannya.
Dengan kealiman sebagai ulama, Tgk. Hasan menjadikan setiap langkah perjuangannya berpijak pada nilai-nilai Islam, menjadikan perlawanannya sebuah jihad demi keadilan dan martabat rakyat Aceh. Indonesia, dengan segala kekuatan militernya, tak pernah mampu membungkam semangat yang dinyalakan Tgk. Hasan. Dunia pun terkagum-kagum, sekaligus gentar, melihat seorang ulama dari Aceh mampu mengguncang tatanan global. Pengaruhnya begitu besar, hingga namanya menjadi simbol perlawanan yang abadi di hati rakyat Aceh dan dunia.
Haul ke-15 ini adalah pengingat akan warisan seorang ulama pejuang yang visi dan keberaniannya melampaui zaman. Mari kita doakan agar arwah Tgk. Hasan di Tiro ditempatkan di sisi Allah SWT, dan semoga semangatnya terus menginspirasi Aceh untuk menjaga amanah MoU Helsinki demi perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan.
Hafiz A Halim (Sekretaris DPW JASA Aceh Utara)
Komentar