LHOKSEUMAWE – Rumah Sakit Umum Cut Meutia (RSUCM) Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, sedang merawat tiga bayi yang diduga mengalami stunting atau kekurangan gizi kronis. Ketiga bayi tersebut berasal dari Kabupaten Aceh Utara dan kini mendapatkan penanganan intensif di rumah sakit plat merah tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara per Mei 2025, sebanyak 1.562 jiwa atau 3,7 persen dari total penduduk 633 ribu jiwa di kabupaten ini mengalami stunting. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun 2024, yang mencatat 1.966 kasus atau 4,8 persen. Penurunan ini mencerminkan upaya berkelanjutan pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan dalam menangani masalah gizi kronis.
Humas RSUCM Aceh Utara, dr. Harry Laksamana, pada Rabu (11/6/2025), menjelaskan bahwa ketiga bayi yang dirawat mengalami gangguan gizi kronis yang telah berlangsung lama. “Tim dokter RSUCM memiliki kemampuan untuk menangani kasus kekurangan gizi ini. Namun, penanganan stunting bersifat jangka panjang dan memerlukan pemantauan lanjutan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas, serta kader Posyandu di tingkat desa,” ujarnya.
Dr. Harry menekankan pentingnya peran aktif keluarga dalam mempercepat pemulihan anak-anak stunting. “Kami mendorong keluarga untuk rutin berkonsultasi ke poliklinik anak. RSUCM memiliki poli gizi dan dokter spesialis gizi untuk mendukung penanganan komprehensif. Misalnya, salah satu bayi juga mengalami masalah kulit, sehingga kami melibatkan dokter spesialis kulit untuk perawatan terpadu,” tambahnya.
Sementara itu, dokter spesialis anak RSUCM, dr. Elli Kusmayati, Sp.A, menjelaskan bahwa penanganan bayi stunting berfokus pada pemenuhan kebutuhan protein dan perawatan khusus. “Ketiga bayi yang dirawat berusia antara 12 hingga 20 bulan dan telah mengalami infeksi kronis akibat kekurangan gizi. Kami memastikan asupan gizi yang tepat dan memberikan terapi sesuai kondisi masing-masing anak,” ungkapnya.
Dr. Elli juga mengimbau orang tua untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila mencurigai anak mereka mengalami stunting. “Deteksi dini sangat penting agar penanganan medis dapat dilakukan secepatnya. Selain itu, imunisasi dan pola gizi anak harus menjadi perhatian utama keluarga,” tegasnya.
RSUCM Aceh Utara menunjukkan dedikasi kuat dalam menangani kasus stunting dengan pendekatan komprehensif dan lintas disiplin. Dengan dukungan tenaga medis profesional, fasilitas poliklinik gizi, dan kerja sama erat dengan Dinas Kesehatan serta Posyandu, rumah sakit ini berperan besar dalam mendukung penurunan angka stunting di Aceh Utara.
Upaya RSUCM tidak hanya memberikan perawatan medis, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi dan deteksi dini. Dengan pelayanan yang humanis dan terkoordinasi, RSUCM terus menjadi pilar kesehatan yang terpercaya bagi masyarakat, khususnya dalam menangani tantangan kesehatan anak seperti stunting.(ADV)
Komentar