Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali menjadi sorotan publik setelah mengumumkan pembukaan pendaftaran calon ketua umum melalui mekanisme Pemilu Raya. Nama Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), disebut-sebut sebagai salah satu figur yang diharapkan maju dalam kontestasi ini, menggantikan posisi Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PSI.
Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, menyatakan bahwa partainya membuka peluang bagi Jokowi untuk menjadi calon ketua umum. “Kemungkinan itu sangat terbuka. Pak Jokowi adalah figur yang memiliki visi besar untuk Indonesia, dan kami percaya beliau mampu membawa PSI menjadi partai yang lebih inklusif dan dinamis,” ujar Andy dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/5/2025). Ia menambahkan bahwa konsep “Partai Super Terbuka” yang diusung PSI terinspirasi dari ide Jokowi tentang partai yang terbuka untuk semua kalangan.
Sinyal keterlibatan Jokowi dengan PSI semakin menguat sejak partai tersebut mengumumkan rencana mengubah nama menjadi PSI Perorangan, yang selaras dengan gagasan Jokowi tentang Partai Super Tbk. Kaesang Pangarep sendiri pernah mengisyaratkan kesiapannya menyerahkan jabatan ketua umum kepada sang ayah jika Jokowi bersedia bergabung. “Kalau Bapak mau, jaket ketua umum ini siap dipakai, tapi tanpa nama saya,” canda Kaesang dalam sebuah acara di Medan pada Februari 2024 lalu.
Meski demikian, Jokowi sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait peluangnya maju sebagai calon ketua umum PSI. Sejak purnatugas sebagai presiden pada Oktober 2024, Jokowi lebih sering menghabiskan waktu di Solo, Jawa Tengah, dan fokus pada kegiatan pribadi serta bertemu dengan berbagai tokoh. Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Cecep Hidayat, menilai bahwa Jokowi masih memiliki pengaruh politik yang besar. “Jokowi punya basis pendukung yang loyal. Jika ia bergabung dengan PSI, partai ini berpotensi melesat di pemilu mendatang, meskipun tantangan internal dan eksternal tetap ada,” katanya.
Wacana Jokowi bergabung dengan PSI juga memicu beragam reaksi. Sebagian pihak mendukung, melihatnya sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi PSI di kancah politik nasional. Namun, ada pula yang mengkritik, menyebutnya sebagai upaya melanggengkan dinasti politik keluarga Jokowi, terutama dengan Kaesang sebagai ketua umum saat ini dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden RI.
PSI sendiri menegaskan bahwa Pemilu Raya untuk memilih ketua umum akan dilakukan secara transparan dengan sistem “satu anggota, satu suara” melalui platform e-vote. Proses ini diklaim sebagai wujud komitmen PSI untuk memperbaiki demokrasi internal partai. “Kami ingin memberikan kesempatan kepada siapa saja, termasuk Pak Jokowi, untuk membawa PSI ke arah yang lebih baik,” tutur Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni.
Hingga kini, publik masih menanti keputusan Jokowi. Apakah mantan presiden yang dikenal dengan gaya kepemimpinan merakyat ini akan kembali terjun ke dunia politik melalui PSI? Waktu akan menjawab.
Komentar